Search This Blog

My photo
Ya Allah Dakaplah erat-erat dirinya agar dia tidak pernah rasa ingin meninggalkanMu walaupun ditinggalkan sekalian makhluk.... Balutilah hatinya dengan kesucianMu agar dia tidak pernah dikotori walaupun di sekelilingnya dipenuhi coretan hitam maksiat.... Sertailah setiap langkahnya agar dia sentiasa dituntun ke arah jalanMu walaupun dalam kembaranya ditaburi dengan duri-duri ujian yang menyakitkan... Peliharalah dirinya kerna hanya Engkaulah sebaik-baik Pemelihara.... Moga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya buatmu......

Saturday, February 19, 2011

Petua Untuk Hati


Istimewa untuk hati yang sedang bersedih, jiwa yang sedang berduka, minda yang sedang berkecamuk, inilah petua terbaik buat mengubat resah dan gundah:
  • Amalkan tasbih, tahmid dan takbir - Inilah petua yang diberikan oleh Rasulullah SAW kepada anaknya Siti Fatimah.
  • Berdoa - Mohonlah kepadaNya. Ingatlah, doa itu senjata bagi orang mukmin.
  • Sibukan diri dengan sesuatu - Lakukan aktiviti yang boleh melupakan segala kekusutan seperti perbanyakan membaca al-Quran & pelbagai bahan bacaan, terlibat dengan aktiviti usrah, kemasyarakatan dan sebagainya.
  • Luahkan perasaan anda - Bermacam cara boleh digunakan untuk meluahkan perasaan. Carilah seseorang yang paling anda percaya (sebaiknya yang ada pertalian darah atau orang yang arif dalam agama), menulis diari atau catatan harian, menulis blog dan sebagainya.
  • Senyum - Apabila berada dalam tekanan, cubalah untuk senyum. Senyumlah dihadapan cermin dan lihatlah diri anda yang sedang tersenyum. Ia mampu menenangkan fikiran dan hati.

Hati Sebesar Cawan Dan Hati Sebesar Kolam


"Aduhai, kenapakah hidup aku selalu dirundung malang begini..?" lelaki muda itu berkeluh-kesah. Selama hidupnya, dia tak pernah merasakan ketenangan yang sebenar. Hatinya tidak pernah sepi daripada merasakan kerisauan.
Fikirnya, Tuhan tidak pernah sudi meminjamkan kedamaian hati padanya. Dia sangat cemburu apabila memandang sekeliling. Mereka bebas ketawa dan mudah tersenyum. Tapi dia? Dia hanya mampu tenggelam dalam dunia sepi dan resahnya sendiri.
Hatinya tidak mampu mengisi segala masalah yang menghimpit jiwanya. Lalu, selepas lelah dan puas berfikir, suatu hari dia melangkah longlai menuju ke hujung kampung. Niat hatinya, ingin menemui seorang lelaki tua.
Saban hari, wajah lelaki tua itu sentiasa kelihatan tenang. Damai sentiasa bertamu diwajahnya. Dia ingin sekali meminta rahsia. Lalu, dia terus berperi kepada lelaki tua tersebut.
Masalah keluh kesah dan kerisauannya didengari lelaki tua itu sambil tersenyum. Lalu dia mengajak lelaki itu ke suatu tempat iaitu ke tepi sebuah kolam yang besar sambil membawa sebiji cawan dan dua bungkus garam. Lelaki itu mengikut, walaupun hatinya sedikit hairan.
"Anak muda," lelaki tua itu bersuara.
"Ambillah cawan ini, isikanlah air dan masukkanlah sebungkus garam," ujarnya lagi. Lelaki itu yang dalam kebingungan hanya menurut.
Cawan diambil, air diisi dan garam dimasukkan. Kemudian lelaki tua itu berkata lagi.
"Sekarang kamu minumlah air tersebut," dalam bingung yang masih bersisa, lelaki itu mengikut kata lelaki tua itu.
" Apa rasanya?" tanya lelaki tua itu apabila melihat kerutan di dahi lelaki tersebut.
" Masin!"
Lelaki tua itu tersenyum lagi.
"Sekarang, kamu masukkan pula sebungkus garam ini ke dalam kolam itu. Kemudian kamu hiruplah airnya."
Lelaki tua itu menunjukkan arah ke kolam. Sekali lagi lelaki itu hanya mengikut tanpa menyoal. Air dicedok dengan kedua belah tapak tangan dan dihirup.
"Apa rasanya, wahai anak muda?" soal lelaki tua itu.
"Tawar, tidak masin seperti tadi," lelaki muda itu menjawab sambil mengelap mulut.
"Anakku, adakah kamu memahami kenapa aku meminta kamu berbuat begitu tadi?" tanya lelaki tua itu, sambil memandang tepat ke arah lelaki tersebut. Lelaki itu hanya menggeleng. Lelaki tua itu menepuk-nepuk bahu lelaki tersebut.
"Anakku, beginilah perumpamaan bagi diri kita dan masalah. Garam itu umpama masalah. Cawan dan kolam umpama hati kita. Setiap orang mempunyai masalah, ditimpa masalah dan diuji dengan masalah. Tetapi, kalau hati kita sebesar cawan, maka kita akan merasai pahitnya masalah itu, pedihnya hati kita dan keluh kesahnya kita."
"Tetapi kalau hati kita sebesar kolam, masalah tidak akan mengganggu kita. Kita masih boleh tersenyum sebab kita akan mengerti masalah bukan hadir untuk menyusahkan kita. Masalah dianugerahkan untuk kita berfikir, untuk kita muhasabah diri. Masalah dan ujian akan memberi hikmah kepada kita."
"Anakku, itulah rahsiaku. Aku sentiasa berlapang dada, aku sentiasa membesarkan jiwaku, supaya aku boleh berfikir tentang perkara-perkara lain dan masih boleh memberi kebahagiaan padaku. Aku tidak akan sesekali membiarkan hatiku kecil seperti cawan, sehingga aku tidak mampu menanggung diriku sendiri."
Maka, pada petang itu lelaki itu pulang dengan senyuman yang terukir di bibir. Dalam hati, dia berjanji akan sentiasa membesarkan jiwa dan berlapang dada.

Manusia. Human. Insan.


Have you ever felt like going back? Have you ever felt regret? As if you could go back to that one point in time, where you wish you'd acted in another way. Or if you didn't say what you ever said.
Or you never did what you ever did, because you knew what you did was wrong, since you had a bad feeling in your heart, telling you that you have erred. And you want to fix things and make everything okay, but you just don't know how...
I'm sure most of us have felt that way, simply because we are human... And the nature of humans, we always make mistakes... And we always do wrong.
As humans, we are full of imperfections... But it is how we handle those imperfections, how we improve ourselves, how we fulfil our responsibilities as a servant and as a caliph in this world that matters in the end...

I am human. I am not perfect

I'm not the best servant of the Almighty God,
I'm not the best daughter,
I'm not the best friend,
I'm not the best leader,
I'm not the best follower,
I'm definitely no angel,
Who never does any wrong.
I have wronged. I have made mistakes. And sometimes I don't know how to go back to that place where everything was right. Sometimes I don't know how to make it right.
But... We try to do good, and try to show a good example as a human being, and do our best so that our flaws and wrongs aren't flaunted to the whole world, not so that people would think us an angel... Not so that we can be called a goody-two-shoes, but because of what the prophet reminded us a long time ago, and his words still prevail:
مَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Siapa saja yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang baik maka untuknya pahalanya dan pahala siapa saja yang melakukannya setelah dia karena mencontohnya tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun. Siapa saja yang mencontohkan di dalam Islam contoh yang buruk maka atasnya dosanya dan dosa siapa saja yang melakukannya setelah dia karena mencontohnya tanpa berkurang dosa mereka sedikitpun. - HR Muslim, Ahmad, Ibn Majah dan An-Nasa'i
Anyone who pointed out in Islam a good example , then for them are their reward and the reward of anyone who do it after them, because of following them; without decreasing their reward in the least. Anyone who pointed out in Islam the bad example , upon them are their sins and the sins of anyone who do so after them, in following them; without decreasing the least of their sins. - Muslim, Ahmad, Ibn Majah dan an-Nasa'i
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يُنْقِصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يُنْقِصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Siapa saja yang mengajak pada petunjuk maka untuknya pahala semisal orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Siapa saja yang mengajak pada kesesatan maka atasnya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. - HR Muslim, Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi, Abu Ya'la dan Ibn Hibban
Anyone who invites toward the guide(hidayah) then upon them is the reward of those who follow, it did not reduce their reward in the least. Anyone who calls towards misguidance(dholalah) then upon them is the sin of those who follow them, it did not reduce the least of their sins. - Muslim, Ahmad, ad-Darimi, Abu Dawud, Ibn Majah, at-Tirmidzi, Abu Ya'la dan Ibn Hibban
Dearest readers, if we understand these hadiths holistically, we would be very afraid to do any sins and show it to others, and create a very bad stock exchange and become very poor...
Instead, we would want to show others any good deed we can, so that if they do good just by following us, we would get the reward even if we didn't do it ourselves! Simply by showing a good deed and causing other people to do good as well, it would make us very rich indeed! Not rich here, but in akhirah insyaAllah...
But of course, we must remember that we do good only for Allah and no one else... We try to be a good example not because we want people's approval, but because we want Allah's blessing in our lives.
Allah is our Creator, He knows us more than we do. He knows that we are always forgetful and sometimes disobedient in obeying Him.
But He asks us to hide it, don't show it to others, because the nature of humans, we tend to follow things that happen around us.
If we don't hold tight to our two sources, the Quran and Sunnah, we can easily stray, we can easily follow whatever we see, no matter it is wrong or right, since our minds isn't limitless. It has its shortcomings..
That's why we are asked to hide our aib from other people... We don't only have a responsibility to hide other people's aib, but we have a duty to honor ourselves, and protect our aib and not show it to others...
Because realise it or not, showing a bad example in Islam to other people is as if we are no longer ashamed of our wrongs. What if others follow us? Nauzubillah...
I'm sure we don't want to 'accumulate' a stock of sins just because we were careless to show to other people a sign of our disobedience to He who created us...
We're not the best servant who does too many amal... Therefore we don't want the little amal that we do to be cancelled out by that worthless stock that we 'bought'...
However, we do realise that we can try our best, but sometimes our faults can be seen clearly by other people. Only in Allah lies perfection. May our flaws become a reminder to us, that we are weak, we are forgetful, we are full of weaknesses.
We embrace our flaws, but we don't cherish it and enjoy it. Instead, we strive to become better each and everyday... So that we can truly fulfill our purpose of life which is as a servant of Allah and as a khalifah on the land of Earth.

A Chance

Sometimes, we just need to give ourselves a chance.
A chance to live.
A chance to return to who we truly are.
A chance to return to fitrah...
We continue to move on because we have that hope...
The hope that He promised us.
Even though we always forget him,
Even though He isn't the one we put first on the list,
that hope is always there whenever we seek it.
Here is the hope:

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي، غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي، غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً، لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً - رَوَاهُ التَّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
From Anas, radiyallahu 'anhu, who said: I heard the Messenger of Allah, sallallahu 'alayhi wasallam, say:

"Allah the Almighty has said:
'O son of Adam, so long as you call upon Me, and hope in Me, I shall forgive you for what you have done, and I shall not mind.

O son of Adam, were your sins to reach the clouds in the sky and were you then to ask forgiveness of Me, I shall forgive you.

O son of Adam, were you to come to Me with an earthful of sins and were you then to face Me, without having associated anything with Me,

I shall grant you an earthful of pardon.' "

(Recorded by Al-Tirmidhi, who said that it is a good and sound hadith)

Forgives Us Allah

He asks us to come to Him...
Come, and ask His forgiveness, for He would never hesitate to give it...
As long as we don't enjoin Him with others.
But sometimes, we forget ourselves.
We forget who we are,
And we forget to ask.
Are we too proud to ask?
Are we too proud?
Are we too arrogant?
Are we too forgetful?
Forgive us ya Allah...
Give us Your protection from all our wrongdoings and imperfections
Give us strength to be steadfast in this path
Let our flaws be a reminder to us
That we are only Your servants and nothing more
Grant us your bless and love,
For only You are the Most Gracious, Most Merciful, Most Forgiving...
May there always be a way back, whenever we do err, whenever we do wrong, whenever we stray from the path of rightness. Amin.
Kita hanya manusia, dan manusia sering terlupa. Marilah mengingatkan sesama kita, moga berjumpa di syurga~

Kehebatan Syurga Berdasarkan Al-Quran


Allah menciptakan perkara-perkara yang luar biasa indah dan nikmatnya kepada orang-orang yang bertakwa sehingga menurut Nabi Muhammad s.a.w. di syurga itu terdapat apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah pula terlintas di hati manusia.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Quran tentang kehebatan syurga Allah SWT yang sempat saya kumpul :
"Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka." (Surah Ar-Ra'd; 35)
"Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan." (Surah Ar-Rahman; 48)
"Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir." (Surah Ar-Rahman; 50)
"Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan." (Surah Ar-Rahman; 52)
"Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat." (Surah Ar-Rahman; 54)
"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." (Surah Ar-Rahman; 56)
"Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang memancar." (Surah Ar-Rahman; 66)
"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (Surah Ar-Rahman; 70)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan..." (Surah Luqman, 8)
"Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal soleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan izin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam syurga itu ialah "salam"" (Surah Ibrahim; 23)
"Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezeki di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang." (Surah Maryam; 62)
"Berlumba-lumbalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah kurnia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar." (Surah Al-Hadid; 21)
"Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta." (Surah Yasin; 57)
"(Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera." (Surah Fathir; 33)
"....Syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman." (Surah Al-Furqan; 76)
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami syurga-Mu dengan rahmat dan kasih sayang-Mu. Jadikanlah kami hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa. Kami teringin menemui-Mu di syurga. Ampunkahlah dosa-dosa kami.